KETAPANG-RADAR-Sejarah panjang kerajaan Tanjungpura yang merupakan kerajaan tertua di Kalimantan Barat selalu menarik untuk ditelusuri. Kerajaan yang sudah ada sejak zaman Majapahit dan akhir kerajaan Sriwijaya itu dibahas kembali dalam kongres Budaya Kalbar yang diselenggarakan di Balai Penelitian dan Pelestarian Sejarah Kalimantan Barat, di Hotel Orchad, 25-27 Agustus 2008 beberapa waktu lalu..
Menurut Kepala Kantor Informasi Kebudayaan dan Pariwisata Ketapang, Yudo Sudarto SP, M.Si, yang mengikuti kongres tersebut, sebagai kerajaan tertua di Kalbar, banyak warisan budaya baik berwujud benda, nilai-nilai maupun kearifan lokal yang perlu digali dan dilestarikan. Keberadaan kerajaan Tanjungpura sendiri yang ditulis oleh Empu Prapanca dari Nagara Kertagama dan tercatat pada ekspidisi pamelayu merupakan kerajaan besar yang berdaulat dan disegani .
Yudo mengisahkan, dalam naskah Negara Kertagama yang dikarang Empu Prapanca pada 1365 Masehi ditulis, negara-negara di pulau Tanjungnegara: Kapuas-Katingan, Sampit, Kota Ungga, Kota Waringin, Sambas, dan Lawai ikut tersebut sebagai daerah yang tunduk terhadap kekuasaan Majapahit. Catatan sejarah sejarah Melayu (yang ditulis pada tanggal 13 Mei 1612) juga menguraikan tentang adanya hubungan Kalimantan, Jawa dan Sumatera . Menurut Yudo, jejak sejarah yang panjang ini menghasilkan warisan budaya yang beranekaragam dan memiliki nilai yang sangat tinggi.
UU No 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (BCB) merupakan kekayaan budaya bangsa yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, sehingga perlu dilindungi dan dilestarikan demi pemupukan kesadaran jati diri bangsa dan kepentingan nasional. Pentingnya perlindungan dan pelestarian warisan budaya dan sejarah ini juga menjadi kebutuhan dan tuntutan masyarakat, tak hanya tingkat nasional, tetapi juga masyarakat dunia internasional. Tujuan pelestarian benda-benda kuno, menurut Yudo, adalah agar masyarakat dapat memahami sejarah, sekaligus juga menghargai karya cipta yang melekat pada benda kuno. Sedangkan kecintaan nasional terhadap benda-benda kuno akan menumbuhkan harga diri bangsa.
“Pemahaman sejarah tanpa bentuk nyata akan sulit menumbuhkan kebanggaan nasional. Kekayaan dan keragaman budaya serta tradisi yang luar biasa. Jika kekayaan keragaman budaya dan tradisi itu dapat dikelola dengan baik dan benar, maka bukan tidak mungkin kebangkitan pembangunan di segala bidang untuk kesejahteraan masyarakat. Jadi upaya pelestarian warisan budaya berarti upaya menggali, memelihara dan mengembangkannya untuk kepentingan masyarakat. Pemkab Kabupaten Ketapang, menjadikan warisan budaya ini sebagai potensi untuk membangun daerah. Kekayaan dan keragaman budaya serta tradisi yang luar biasa. Jika kekayaan keragaman budaya dan tradisi itu dapat dikelola dengan baik dan benar, maka bukan tidak mungkin kebangkitan akan membangkitkan pembangunan sosial ekonomi, budaya dan pembangunan daerah. Warisan Budaya merupakan salah satu produk yang mampu bersaing (competitive ), apakah itu keanekaragaman budaya maupun biodiversity .
“Keunggulan inilah yang menjadikan motivasi bagi masyarakat Ketapang untuk maju seperti yang telah diwariskan nenek moyang mereka, apakah itu di bidang bahari, bidang pertanian, seni budaya maupun sistem kekerabatannya. Kita harus terus berupaya menggali dan melestarikan warisan budaya tersebut, tak hanya dipajang sebagai nama Universitas atau nama Kodam, terpenting adalah bagaimana implementasinya untuk memelihara warisan tersebut. Tentu saja perlu digali dan dilestarikan, sehingga tak hanya berguna bagi nilai-nilai jati diri bangsa, tetapi juga bagi ilmu pengetahuan dan pariwisata,” ujarnya. (alwiadi)
Indeks 
Thu Sep 18, 2008 9:31 pm