RUMAH BILLYARD JUGA DIRAHAZIA

PONTIANAK-RADAR- Hampir disetiap bulan ramadhan rahasia terhadap tempat hiburan yang berbau esek-esek seperti karoke, diskotik, maupun permainan ketangkasan yang disinyalir digunakan sebagai ajang “JUDI” diminta untuk tidak beroperasi alias tutup selama bulan ramadhan. Demikian juga dengan warung-warung makan, kedai kopi. Pengusaha warung kopi, rumah makan, kedai makan diperbolehkan membuka usahanya, denga catatan diwajibkan memasang tirai sebatas setengah pintu toko atau kedai, warung keatas. Hal ini dimaksudkan oleh pemerintah daerah sebagai upaya untuk menghormati bulan ramadhan sebagai bulan suci. Dimana kaum muslim sedang menjalankan ibadah puasa. Hal ini bisa dimaklumi dan sangat dimengerti oleh semua lapisan masyarakat. Dan bagi pengusaha yang tidak mematuhi ketentuan tersebut, sudah barang tentu akan mendapat sangsi, diantaranya dengan penutupan paksa. Untuk penutupan paksa ini pemda akan mengerahkan satuan satpol PP sebagai garda terdepan pemda untuk mengeksekusi pedagang bandel. Perlakukan ini bisa diterima bila pengeksekusian dilakukan dengan cara-cara bijak dan santun. Lalu bagaimana para pekerja akan mendapatkan hasil selama bulan ramadhan, karena mereka tidak dipekerjakan? Itu yang hingga saat ini belum pernah ada solusinya. Para pekerja terpaksa dirumahkan oleh majikan mereka, karena tempat bekerja mereka tidak diperbolehkan untuk beroperasi.
Ternyata bukan hanya tempat permainan ketangkasan, warung makan dan kedai kopi yang terkena sangsi itu. Rumah billiard yang nota bene sebagai tempat olahraga juga tidak diperbolehkan beroperasi. Ini terjadi di rumah billiard jalan Johar Pontianak. Pada Rabu 17/9 sekitar pukul 09.30, saat para pekerja yang sedang mempersiapkan untuk membuka rumah billyar, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh datangnya puluhan anggota satpol PP kota Pontianak. Mereka diminta untuk menutup tempat billyardnya. Keruan saja para pekerja menjadi bingung . Dengan ekspresi ketakutan merekapun kemudian menutup kembali lokasi billyardnya. Kejadian ini tak pelak membuat pemilik rumah billiard Johar menjadi emosi. Serta merta pemilik rumah billiard itu mengeluarkan segala dokumen perijinan yang dia miliki.
“Saya ada ijinnnya. Dan ini bukan tempat permainan ketangkasan seperti mesin judi. Kami juga tidak melakukan praktek perjudian, apalagi praktek-praktek mesum. Kenapa mesti kami harus menutup lokasi billiard ini?” Tanya Akun kepada salah seorang anggota Satpol PP yang ada didekatnya.
Kejadian itu tidak berlangsung lama, setelah komandan satpol PP kota Pontianak memberikan penjelasan. Namun Akun sebenarnya belum bisa menerima penjelasan tersebut. Karena menurutnya rumah billiard adalah tempat olahraga. Bukan tempat judi, atau esek-esek.
Awalnya petugas satpol PP akan meyita beberapa kelengkapan alat billiard yang ada, namun setelah mendapatkan penjelasan akhirnya sita menyita tidak jadi dilaksanakan. Saat ditanya media ini, Akun dengan geram mengatakan bahwa pihaknya benar-benar tidak mengerti. Sambil terus ngomel dirinya menunjukkan beberapa berkas surat yang kesemuanya berisikan tentang perijinan, permohonan untuk tetap membuka usahanya selama bulan ramadhan. Sebenarnya pihak Pengurus Besar Persatuan Olahraga Billyard Seluruh Indonesia PB (POBSI) telah mengirimkan surat kepada seluruh gubernur se Indonesia untuk memberikan dispensasi kepada tempat atau rumah billiard untuk dapat tetap beroperasi selama bulan ramadhan. Bahkan surat tersebut diberikan lampiran pernyataan presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang berisikan tentang himbauannya untuk terus memajukan olahraga billiard.
Sekeras apapun Akun berkeinginan untuk membuka rumah billyardnya, akhirnya dia menutup juga rumah billyardnya selama bulan ramadhan.(Yo2k)