JAKARTA-RADAR-Laga lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) antara Persija Jakarta melawan Persita Tangerang batal digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senin (28/7). Pasalnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Adang Firman tetap bersikeras tidak memberi izin kepada panitia penyelenggara (panpel) Persija.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Jumat (25/7) tidak memberikan izin untuk Persija karena khawatir terjadi kerusuhan antarsuporter. Pihak Persija telah melobi Menteri Pemuda dan Olah Raga Adhyaksa Dault selaku pihak yang mengizinkan Persija bermain di SUGBK. Namun, lobi ini pun gagal. Menpora tidak berhasil meyakinkan Kapolda.
Direktur Utama PT Persija Jaya Benny Erwin menyesalkan kejadian ini. Ia menuding PSSI kurang tanggap dalam mengurus perizinan. "Kita kan punya induk organisasi namanya PSSI. Mereka seharusnya membuat surat ke Kapolri dan Kapolda di seluruh Indonesia sebelum kompetisi dimulai. Isinya menyatakan akan ada pertandingan sepak bola. Selanjutnya, klub-klub tinggal menindaklanjuti dan membahas prosedur tetap keamanan dengan Polda setempat. Seharusnya itu yang dilakukan. Tapi, PSSI lebih sibuk mengurusi hal-hal lain," ujar Benny saat dihubungi Media Indonesia, Senin (28/7).
Kini Persija berusaha agar laga selanjutnya melawan Persijap Jepara, Jumat (1/
tetap bisa digelar di SUGBK dengan disaksikan suporter Persija, The Jakmania. "Kami akan bertemu dengan Kapolda (Selasa, 29/7) untuk beraudiensi dan menjelaskan bahwa saat Persija bertanding, suporter lawan tidak akan ikut menyaksikan. Dengan begitu, Kapolda tidak perlu khawatir akan terjadi kerusuhan antarsuporter," katanya seraya mengatakan masih menunggu kepastian Badan Liga Indonesia (BLI) mengenai penjadwalan ulang pertandingan melawan Persita.
Benny mengancam Persija mundur dari kompetisi LSI seandainya Kapolda tetap tidak menurunkan izin bertanding di Jakarta. "Saya sudah berbicara dengan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Muhayat. Kami sepakat mundur dari LSI jika Kapolda tetap tidak memberi izin. Buat apa Persija yang merupakan tim ibu kota main di luar Jakarta. Persitara Jakarta Utara sudah begitu masak kami begitu juga," tegasnya.
Dihubungi terpisah, Direktur Kompetisi BLI Joko Driyono mengatakan tidak ada yang bisa disalahkan terkait peristiwa pembatalan pertandingan. Menurutnya, aparat keamanan punya alasan kuat untuk tidak memberikan izin bagi Persija karena khawatir terjadi kerusuhan antarsuporter. Tetapi, pihak klub juga tidak bisa dibebankan harus mengawasi seluruh tindak-tanduk suporter.
"Tidak ada yang salah antara klub dan aparat keamanan. Begitu juga dengan BLI karena masalah perizinan merupakan hal non teknis di luar kemampuan kami. Dengan perstiwa ini, BLI dan klub-klub bisa belajar hal-hal apa saja yang memungkinkan izin bisa turun dari aparat keamanan," ujarnya.
Ia menambahkan, BLI masih membutuhkan waktu hingga tiga hari mendatang untuk memastikan penjadwalan ulang pertandingan antara Persija melawan Persita. Joko menengaskan, BLI telah mengirim surat pemberitahuan kepada Kapolri sebelum kompetisi digelar. "Tetapi, masalah perizinan keamanan itu tergantung pada Kapolda masing dan klub setempat," katanya. (IR/*/OL-03)