JAKARTA-RADAR-Kontras telah mengumpulkan dan mendata dengan rinci sekitar 70 nama anggota caleg yang bermasalah yang dapat dikategorikan sebagai politisi busuk. Nama-nama tersebut berasal dari anggota dewan yang saat ini sedang menjabat maupun dari yang baru akan mencalonkan diri dalam pemilu 2009.
"Ada sekitar 70-an nama, data-data yang kita kumpulkan. Tidak bisa memerinci pasti, namun belum sampai 80 kalau saat ini, kata Koordinator Badan Pekerja Kontras Usman Hamid kepada Media Indonesia di Kantor Kontras, Selasa (12/
.
Usman belum mau membeberkan sejumlah nama yang masuk dalam jajaran politisi busuk tersebut dengan alasan belum mendapatkan data daftar caleg dari masing-masing parpol. Jika mereka membeberkan data yang ada padahal ada sejumlah nama yang ternyata tidak mendaftarkan diri lagi, akan menjadi masalah.
"Kalau kita sudah umumkan, tapi nanti ternyata ada orang yang tidak mendftar lagi, kita bisa kena masalah. Mereka bisa marah-marah, gue kagak daftar lagi kenapa nama gue ada di daftar itu," ujarnya.
Usman memastikan akan mengumumkan nama-nama tersebut pada tanggal 15 Agustus nanti, setelah semua caleg mendaftar di masing-masing partai. "Kita umumkan nanti pada tanggal 15 Agustus setelah pendaftaran caleg. Ya 16, 17, 18 lah, telat-telatnya awal bulan depan," katanya.
Kontras memungkinkan sederetan nama tersebut akan bertambah setelah pelaksanaan rapat pertemuan dengan beberapa LSM lain seperti ICW, WALHI, dan Komnasham, Rabu (13/
. "Masing-masing akan membawa daftar nama, nanti petemuan pertemuan itu akan membahas nama-nama itu. Ada kemungkinan untuk bertambah," tutur Usman.
Setelah semua parpol mengeluarkan daftar nama calegnya, Kontras akan mencocokkan dengan daftar nama yang dimiliki untuk kemudian dipublikasikan. Publikasi itu, menurut Usman, merupakan suatu bentuk kampanye alternatif untuk memberitahu masyarakat tokoh siapa yang sebaiknya dipilih untuk duduk di jajaran kursi anggota dewan dan mana yang tidak.
"Kami akan publikasikan lengkap dengan data-datanya. Biar publik juga bisa langsung menilai mana yang pantas dipilih, mana yang tidak," tuturnya.
Untuk itu Usman meminta peran serta media untuk membantu berjalannya kampanye alternatif tersebut. "Kami minta bantuan semua media. Jangan ada pilih-pilih nanti dalam mempublikasikan. Jangan-jangan nanti ada yang berpikir resiko, tidak mau mempublikasikan karena takut diberedel. Atau karena ada unsur kedekatan dengan caleg tersebut atau tokoh partai yang bersangkutan,"tegasnya.
Dia juga berharap setelah pengumuman nama-nama tersebut Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggunakan media untuk mengundang masukan dari masyarakat mengenai daftar nama tersebut.
Bersamaan dengan aktivitas pengumpulan dan penganalisisan sejumlah nama politisi busuk, Kontras dan beberapa LSM lain yang terlibat dalam kegiatan ini telah menyusun tim advokasi. Tim advokasi tersebut digunakan untuk memastikan bahwa pengumuman nama-nama tersebut nantinya tidak hanya sekadar sebagai luapan emosi yang cenderung untuk mencemarkan nama baik, namun juga berdasarkan hukum.
"Kami sudah bentuk tim advokasi, sehingga kalau nanti timbul masalah digugat, dilaporkan polisi misalnya, kita sudah ada dasar hukum dan pelindung,"ujar Usman.
Pendaftaran nama sejumlah politisi busuk tersebut telah dilakukan sejak tahun 2007. Hal itu dilakukan agar tidak ada unsur ketergesa-gesaan dalam mendata dan menganalisa sejumlah nama yang ada sebagaimana yang terjadi pada pemilu tahun 2004 lalu. "Kami mulai lebih awal, jadi persiapan lebih matang," pungkasnya. (*/OL-03)