KETAPANG-RADAR-Panglima perang raja Gayau, Kalimantan Barat melakukan kunjungan ke desa Danau Buntar, kecamatan Kendawangan, kabupaten Ketapang, Jum’at, (28/08/08) lalu.
Kunjungan panglima Dayak Dr. Simsun Mihai, S.Th.beserta rombongan keliling Kalimantan Barat ini dalam rangka menjaring aspirasi keluhan masyarakat pedalaman.
Ratusan warga desa berkumpul di kediaman demong adat Dayak menyambut tetua mereka. Kejadian seperti ini memang jarang mereka lihat. Karenanya, sambutan meriah seperti ini mereka lakukan sebagai tanda penghormatan kepada tetua mereka. Dan upacara adat Dayak pun mereka lakukan.
Kepala desa Danau Buntar, Mastin mengakui, dirinya selaku kades di desa Danau Buntar telah sering menerima keluhan masyarakat, berkaitan dengan adanya perkebunn sawit di wilyahnya selama ini. Mengenai persoalan dan keluhan masyarakat mereka sudah di sampaikannya melalui surat maupun lisan kepada pemerintah maupun instansi terkait, dalam hal ini adalah pemerintah kabupaten Ketapang. Tepapi menurutnya, sampai saat ini belum ada jawaban atau respon dari pemerintah.
Lebih lanjut dijelaskan Mastin, kehadiran perusahaan perusahaan besar yang bergerak di bidang perkebunan di wilayah kerjanya adalah PT. Harapan Sawit Lestari (HSL) dan PT.Usaha Agro Indonesia. Dengan dibukannya lahan perkebunan sawit di daerahnya, seharusnya perusahaan-perusahaan tersebut dapat ikut mengangkat derajat, martabat serta meningkatkan taeaf hidup dan perekonomian masyarakat desa dan sekitarnya. Tetapi sampai saat sekarang lanjutnya, malah banyak terjadi pelanggaran hak-hak masyarakat adat Dayak desa Danau Buntar, kecamatan Kendawangan.
“Banyak lahan warga kami yang dijadikan lahan sawit, tetapi sampai saat sekarang tidak ada menyelesaian ganti rugi “, Ujarnya.
Sementara Buhari, salah seorang warga dari desa Jambi yang hadir dalam pertemuan tersebut menambahkan, sejak dibukanya lahan-lahan sawit di desanya, bukan kesejahteraan yang didapat warga, tetapi malah lalu lalang mobil perusahaan mengangkut minyak sawit CPO yang telah membuat tidak nyaman warga.
“Jalan-jalan desa kami banyak yang rusak akibat mobil-mobil perusahaan tersebut”, Tegasnya.
Sementara itu, Dr.Simsun Mihai S.Th selaku pemimpin masyarakat dayak mengatakan, pihaknya sangat prihatin dengan keadaan masyarakat desa Danau Buntar yang lahan lahan adat mereka dijadikan lahan perkebunan sawit oleh perusahaan tanpa diganti rugi. Menurutnya, masalah ini harus segera ditanggapi oleh Pemerintah. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak dinginkan.
“Saya akan mengirimkan surat ke presiden yang akan saya tembuskan kepada pemerintah dan instansi terkait guna menyalurkan aspirasi warga desa Danau Buntar”. Tukasnya.(Dedi.S)