PURWOKERTO-RADAR-Departemen Kehutanan (Dephut) mengerahkan empat helikopter yang disewa dari Korea Selatan untuk mengatasi meluasnya hotspot di wilayah Riau. Selain itu, Dephut juga telah mengerahkan brigade pengendalian kebakaran hutan dan membentuk masyarakat peduli api yang berada di delapan provinsi yang rawan munculnya titik api.
Kepala Pusat Infomasi Dephut Masyhud menyatakan bahwa Dephut telah mengerahkan empat helikopter yang akan melakukan pengendalian api di Provinsi Riau. "Heli tersebut bersifat mobile, namun untuk sementara ini baru beroperasi di Provinsi Riau. Sedangkan di wilayah lainnya yang mulai terlihat titik api, Dephuit mengerahkan brigade pengendalian kebakaran hutan," ujar Masyhud saat mendampingi kunjungan Menhut MS Kaban di Banyumas dan Cilacap, Rabu (13/
.
Dijelaskan oleh Masyhud, pengerahan brigade kebakaran hutan dan membentuk masyarakat peduli api yang berada di delapan provinsi. Selain Riau, wilayah lainnya adalah Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan Jambi. Kemudian juga di wilayah Kaltim, Kalbar, Kalsel dan Kaltim.
"Persoalan titik api sebetulnya tidak dapat dikerjakan sendiri oleh Dephut. Pemerintah daerah sebetulnya yang harus lebih proaktif, apalagi 70 persen kasus titik api bukan berada di kawasan hutan. Hanya 30 persen saja yang ada di kawasan hutan," katanya.
Menurut Masyhud, 95 persen titik api muncul akibat ulah manusia, hanya lima persen saja yang terjadi akibat faktor alam seperti gesekan antarpohon yang mengering. "Tetapi, dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama, jumlah titik api sangat menurun. Apalagi, kita sudah bertekad, pada tahun ini, jumlah titik api maksimal hanya 50 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya,"ujar Masyhud.
Dia juga menyayangkan, kalau setiap tahun Indonesia merupakan negara pengekspor asap di kawasan Asia Tenggara. Pasalnya, titik api itu tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan juga di negara tetangga seperti Sabah dan Sarawak, Malaysia, Brunai Darussalam, Vietnam, Filipina serta Thaliland.
"Jadi, kalau Singapura memprotes, negara itu harus tahu bahwa tidak hanya Indonesia yang muncul titik api. Bahkan, pekan lalu, saat saya berada di Kalimantan, di wilayah Sabah dan Sarawak berdasarkan penginderaan jarak jauh sudah ada 44 titik api,"jelasnya.(LD/OL-2)