PONTIANAK-RADAR-
Untuk kesekian kalinya ribut-ribut soal partai kembali terjadi. Kini giliran DPD Hanura Kalbar diguncang ribut oleh para kadernya sendiri. Kamis (10/9) lalu, DPD Hanura Kalbar didatangi para kadernya dari PAC Pontianak Timur, Pontianak Selatan dan DPC Kota Pontianak.
Kedatangan para kader Hanura ke sekretarist DPD Hanura Kalbar, selain melakukan demo dengan membakar atribut partainya sendiri juga menyampaikan orasi. Demo yang dikomandani ketua PAC Hanura Pontianak Selatan Johansyah meminta agar ketua DPD Hanura Kalbar dan ketua DPC Kota Pontianak di non aktifkan. Pasalnya menurut Johansyah, kedua petinggi Hanura Kalbar ini telah menodai peraturan organisasi (PO) dalam hal pencalegan anggotanya.
Setelah melakukan orasi yang dibacakan Ahmad Wahab, sekretais PAC Hanura Pontianak Selatan dengan penuh emosial. Bahkan pelaku orasi sempat menangis menitikan air mata. Para pengunjuk rasa diterima langsung pengurus DPP Hanura , Mutiara Sani yang saat itu kebetulan berada di Pontianak. Dikatakan Mutiara Sani, demontrasi adalah bagian dari demokrasi dan merupakan hak dari setiap bangsa Indonesia. Tentunya, menurut Mutiara, bila dilakukan dengan santun dan tidak anrkis. Setelah ditemui Mutiara Sani emosi para demontrans mulai mereda. Masih menurut Mutiara, demikian panggilan akrab untuk Mutiara Sani, permasalahan yang disampaikan sudah sampai di kepengurusan DPP Hanura di Jakarta, namun karena ada kesanggupan dari para pengurus DPD Kalbar, maka DPP lepas tangan, tapi tetap memonitot. Kalu begini, dikatakan Mutiara, masalah ini akan segera disampaikan ke DPP untuk dibahas lebih lanjut. Kebetulan saat ini ketua DPD Hanura Kalbar sedang tidak berada di tempat. Pada dialog terbut, dikatakan Johansya, ada tiga hal tuntutan, pertama Sikap tegas dari berbagai permasalah yang muncul dalam rangka mensukseskan Pemilu 2009. Bebaskan partai dari oknum pengurus yang tidak bertanggung jawab, karena menurut Johansyah, keadaan ini akan menghantarkan Hanura ke lembah kehancuran partai. Dan terpenting menurut Jihansyah adalah non aktifkan ketua DPD Hanura Kalbar dan ketua DPC Hanura Kota Pontianak.
“Dalam penetapan bakal caleg dari partai, PAC tidak pernah dilibatkan. Diundang saja tidak pernah. Padahal itu sudah diatur dalam peraturan organisasi (PO). Kita sudah selesaikan secara internal, tapi belum ada hasil,” kata Ahmad Wahab.
Pada kesempatan itu para kader PAC yang berdemo memberikan waktu dua kali 24 jam. Bila selama waktu yang diberikan tidak juga ada realisasi maka mereka berjanji akan datang lagi dengan membawa massa yang lebih banyak lagi.
Tampak disana polisi ikut berjaga dan memantau untuk mengantisipasi terjadinya tindak anarkis dari para demontrans. Masa demo berangsur surut dan membubarkan diri dengan tertib dan teratur. Yang tertinggal hanya bekas pembakaran atribut dan bau tak sedap dari sisa pembakaran bendera dan spanduk serta poster Hanura di sekretarist DPD Hanura Kalbar.(Y02k)