Pekan Depan Pemerintah Naikkan Harga Tabung Elpiji 3 Kg
Reporter : Hanum
JAKARTA--Radar-Pemerintah akan menaikkan harga tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram (kg), pekan depan, menyusul lonjakan harga baja di pasar internasional. Nantinya, harga tabung akan dijual dengan harga lebih dari Rp130 ribu per unit.
"Harga tabung saat ini diperdagangkan pada harga Rp 104 ribu per unit. Kenaikannya masih dihitung. Kalau dari harga jual perhitungan sementara akan diatas Rp130 ribu per tabung," kata Dirjen Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian (Depperin) Anshari Bukhari, di Jakarta, Jumat (25/4).
Perubahan harga akan diterbitkan melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Perindustrian (Menperin). "Kemungkinan Senin pekan depan, Pak Menteri akan menandatangani SK kenaikan harga tabung gas ukuran 3 kg," ujarnya.
Saat ini harga baja SG-295 yang biasanya digunakan untuk membuat tabung elpiji 3 kg, telah melonjak dari Rp8.200 per kilo menjadi Rp12.500 per kg. Satu unit tabung membutuhkan sekitar 5,5 kg baja. "Kenaikannya mencapai Rp4.300 per kg," imbuh Ansari.
Dikatakan Ansari, harga tabung elpiji 3 kg yang baru akan segera diberlakukan untuk semester kedua ini. Meskipun demikian, kenaikan harga tabung elpiji 3 kg dinilai Ansari masih tetap dapat menghemat anggaran subisi APBN.
"Kalau pengadaan tabung, beban pemerintah hanya Rp1,2 triliun, tapi kalau subsidi minyak tanah kan Rp30 triliun, jadi walau ada tambahan harga tapi subsidi yang bisa dihemat luar biasa besar," terangnya.
Realisasi penyaluran tabung elpiji 3 kg berdasarkan data Pertamina hingga semester I/2008 telah diantarkan sebanyak 2,3 juta unit dari target 8 juta unit tahun ini.
"Sampai April sudah 3,4 juta unit. Hingga akhir Juni sepenuhnya bisa direalisasikan. Harga jualnya masih harga lama, menggunakan yang Rp104 ribu per tabung," tandasnya.
Target produksi tabung sampai akhir 2008 mencapai 40 juta unit. Sebanyak 20 juta unit dikerjakan 25 perusahaan yang sudah mendapat tender tahun lalu. Sisanya 20 juta dikerjakan 4 BUMN, diantaranya yaitu PT Wika, PT Adhi Karya, dan PT Boma Bhisma Indra (BBI).
Ansari menjelaskan empat produsen BUMN ini baru akan mulai berpoduksi, setelah memperoleh surat tugas dari Menteri ESDM, mereka membutuhkan waktu empat bulan persiapan lalu langsung mulai produksi.
"Mereka pabriknya sudah ada mesin juga sudah ada, jadi tinggal menunggu surat tugas saja dari ESDM," tutur Ansari. (Zhi/OL-06)